Guna menjamin berhasilnya pemberdayaan pembangunan dan kemajuan riel masyarakat Tanah Batak pada masa sekarang dan ke depan, perlu sekali belajar pengalaman keberhasilan "best practices" misalnya daerah/masyarakat di luar Tanah Batak. Misalnya diambil contoh Bali, Cebu-Island Filipina, wilayah kerja Grameen Bank Bangladesh, negara Thailand, Malaysia, India, RRC, Korea dan Jepang. Maka sangat perlu kita mempertimbangkan dua poin faktor-faktor mendasar menuju konsep pembangunan wilayah Tanah Batak yang benar dan dapat dipertanggung-jawabkan.
1. Pentingnya pada masa sekarang menentukan fokus peta lingkungan daerah Tanah Batak yang memiliki homogenitas masyarakat: yang sama, untuk perencanaan kemajuan. Selain memiliki kesamaaan yang sangat dekat dalam hal background adat-istiadat, yang teramat penting pemetaan Tanah Batak adalah daerah dan penduduk yang memiliki kesamaan latar belakang agama/belief. Homogenitas latar belakang agama/belief dari mayoritas daerah dan penduduk Tanah Batak yang dimaksud, pastinya secara relatif akan sangat mempermudah dalam mendukung penciptaan kesamaan (alignment, spooring) pola berpikir, pola kebijakan serta pola bertindak dari para leaders serta rakyat di bagian dari Tanah Batak tersebut. Menurut pengalaman empiris, situasi peta daerah dan penduduk dengan background agama/beliefs yang heterogen dengan segala dinamika permasalahan dan konfliknya, akan sangat sulit membuahkan kesepakatan dan komitmen membangun bagi kemajuan.
Maka dengan dasar pertimbangan ini, fokus peta lingkungan daerah Tanah Batak yang akan dirancang secara cermat pembangunannya, adalah meliputi daerah Rura Silindung, Humbang Hasundutan, Toba, Samosir dan Dairi Pakpak (bisa disingkat "Sihuta Sada", atau Tanah Batak Sihuta Sada).
2. Perlu diretas bangkitnya semangat baru bagi kesatuan tekad, semangat, cara pandang dan kesepakatan internal terutama dari para leaders (tokoh agama, tokoh adat, teolog, pendidik, lsm, birokrat, politisi, militer, pengusaha, pemerhati) dan tentunya seluruh masyarakat internal dan eksternal Batak SihutaSada. Yakni mereka yang tinggal dan berasal-muasal dari fokus peta lingkungan daerah bonapasogit Tanah Batak "Sihuta Sada", dan di mana pun di dunia (nasional-global), untuk bersatu dan bersepakat secara bersama. Secara aklamasi. Melalui kesatuan dan kesepakatan seperti ini, niscaya akan mempermudah suatu upaya penyusunan konsep utuh bagi pemberdayaan pembangunan Tanah Batak Sihuta Sada secara holistik oleh Tim Ahli Terpadu yang recognitif dan dapat dipertanggung-jawabkan kapabilitasnya. Konsep ini mungkin bisa disebut sebagai konsep pembangunan holistik (KPH) "Batak SihutaSada Na Uli".
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment