Sunday, March 23, 2008

Paskah 2008: New Leadership for Body of Christ and New Indonesia!

Selamat Paskah 2008!
Because He lives, we can together face tomorrow!!

Untuk menyambut hari raya Paskah, hari kebangkitan Kristus Yesus Tuhan tahun ini, sengaja saya memasukkan artikel tulisan dari team Teleia Resource Center (TRC)Indonesia, yang dimuat pada group milist "Aliteia" (forum Aliansi Kristen Indonesia Anak bangsa) beberapa hari yang lalu. Barangkali ini dapat dipakai sebagai renungan kita terkait wacana dan ekspektasi "New Leadership for Body of Christ and New Indonesia". Saya sertakan juga beberapa tanggapan ataupun komentar dari rekan-rekan di milist tersebut. Menurut saya, signifikansi untuk konteks sekarang dan hari ke depan dari ekpektasi akan kebutuhan gereja2 tubuh kristus dlm kesaksian di tengah2 pergumulan masyarakat, bangsa dan negara tercinta ini, sangatlah relevan. Sangat logis, expectable dan tidak ilusif dibuat-buat utk dipersiapkan, didoakan dan diperjuangkan bersama.

Semoga berguna! Tuhan memberkati kita!


Paskah 2008: Kepemimpinan Baru di Tengah Umat Pilihan Allah Pengikut Kristus di Indonesia.
Oleh: Teleia Resource Center (TRC) Indonesia.

Berbicara mengenai makna Paskah dalam kaitan dengan perkembangan dan kehidupan Umat Pilihan pengikut Kristus di Indonesia, menjadi relevan untuk didoakan, dibicarakan dan digumulkan.

Sebagai dasar perenungan, kita perlu memahami makna peristiwa Paskah dalam Alkitab baik di PL maupun di PB.

Pertama, di PL kita tidak bisa lepas dari peristiwa keluarnya umat pilihan Allah bangsa Israel kuno di bawah kepemimpinan Musa dan Harun yang betul-betul eksis, keluar hijrah dari tanah perbudakan di Mesir di bawah penindasan Firaun. Lewat kepemimpinan Musa dan Harun itulah, umat pilihan dipimpin dituntun dari tanah Mesir selama 40 tahun di padang gurun dan kemudian lewat kepemimpinan Yosua umat Israel mereka akhirnya berhasil masuk Tanah Perjanjian Kanaan, yang penuh susu dan madu.

Kedua, di PB sbg peristiwa klimaks 2000 tahun yang lalu, Kristus sbg tokoh sentral sang Messias yang telah ditunggu-tunggu, telah menderita sengsara taat sampai mati di kayu salib Golgota kemudian bangkit pada hari yang ketiga demi mengalahkan kuasa maut, dosa dan Iblis; untuk menyelamatkan manusia yang percaya kepadaNya dari hukuman dosa. Kristus telah bangkit dan menang! Lahirlah gereja pertama, yaitu Umat Pilihan Allah imamat rajani, yang kudus, memberitakan Injil Tuhan, yang telah dipanggil keluar dari kegelapan menuju terang Allah yang ajaib. Lalu, selanjutnya lewat kepemimpinan para Rasul dan generasi pemimpin selanjutnya, umat pilihan Allah tubuh Kristus tersebut dipimpin untuk terus bertumbuh serta berkembang menjadi garam dan terang dunia, mulai dari Yerusalem, Yudea, Samaria sampai ke ujung-ujung bumi termasuk lewat berbagai peran zending dan misionaris, Injil dikumandangkan sampai ke Indonesia dan membuahkan orang-orang percaya Umat Pilihan pengikut Kristus di Indonesia. Sejak jaman kolonial Belanda sampai jaman kini, yang telah berlangsung ratusan tahun, untuk sejumlah generasi.

Dari kedua momen Paskah di atas (PL dan PB) yang bisa dimaknai, sesungguhnya apa relevansinya bagi kehidupan dan perkembangan Umat Pilihan pengikut Kristus di Indonesia masa sekarang dan ke depan?

(1) Berita injil telah masuk ke Indonesia/bumi Nusantara selama ratusan tahun hingga sekarang ini, baik di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Bali, NTT, Papua dll. Lewat utusan zending atau misi dari Eropa, Amerika maupun dari negeri sendiri. Dari generasi ke generasi, telah eksis yang boleh dinamakan Umat Pilihan Allah pengikut Kristus, tubuh Kristus, yang ada di berbagai denominasi, aliran, kelembagaan formal dan non-formal dll melewati batas suku-suku, etnis, golongan, kepercayaan, dst.

(2) Tak dapat disangkal, bahwa sejalan dengan perkembangan pasang-surut gereja, pemerintahan dan rakyat di Nusantara/Indonesia , Umat Pilihan Allah pengikut Kristus di Indonesia juga mengalami hal yang sama. Kalau tidak ingin mengatakan, di dalam kesukacitaan mengikut Kristus telah secara riel mengalami bentuk2 penjajahan, penindasan, penyesahan, kemiskinan dan keterpurukan yang belum kunjung berhenti di berbagai aspek kehidupan (spiritual, pendidikan, kesehatan/gizi buruk, kebebasan beribadah, masalah sosial, ekonomi, budaya, bencana alam, dll).

(3) Umat Pilihan Allah pengikut Kristus di Indonesia meyakini bahwa Allah tidak pernah meninggalkan perbuatan tanganNya. Kristus tetap hadir sebagai Tuhan dan Juruselamat. Seperti halnya umat Israel di Mesir di jaman PL, Allah pasti mendengar keluh kesah yang dialami Umat PilihanNya di Indonesia. Allah pasti memiliki rencanaNya yang maha baik dan agung untuk Umat PilihanNya di Indonesia, yakni membawanya ke "Tanah Perjanjian Kanaan" lewat berbagai masa pembentukan dan penempaan guna menuju tempat atau posisi kehidupan yang berkualitas, penuh kemenangan, maju dalam kesatuan (seperti doa Tuhan Yesus "supaya mereka menjadi satu"), berkelimpahan dan berkesejahteraan (shalom).

(4) Namun, yang menjadi permasalahan adalah untuk membawa Umat Pilihan pengikut Kristus di Indonesia menuju "posisi" "Tanah Perjanjian Kanaan", Umat PilihanNya di Indonesia belum memiliki seorang pemimpin seperti Musa di PL atau para Rasul dan generasi pemimpin pilihanNya lainnya di PB, yang dimampukan untuk mempersatukan serta mempertautkan seluruh Umat Pilihan Allah pengikut Kristus di Indonesia. Pemimpin yang mampu berdiri di atas semua golongan, denominasi, berbagai aliran yang ada serta suku-suku, etnis dan golongan. Tercatat kini lebih dari 900 denominasi, aliran dan kelembagaan Kristen yang ada di Indonesia. Belum yang tidak tercatat atau tidak sempat didata. Maka, sudah sangat dirasakan dibutuhkan pada masa sekarang munculnya pemimpin atau pemimpin-pemimpin seperti "Musa dan Harun di PL" dan "Para Rasul di PB" untuk membawa keluar (hijrah) Umat Pilihan pengikut Kristus di Indonesia dari kehidupan kolektif yang terjajah, tertindas, miskin dan terpuruk dalam berbagai aspek kehidupan seperti sekarang. Yang menyiapkan Umat Pilihan Allah di Indonesia siap masuk ke "Tanah Perjanjian Kanaan".

(5) Sepanjang sejarah Injil, pelayanan dan kesaksian Umat Pilihan Allah di Nusantara atau Indonesia; sejak jaman kolonial Belanda, jaman pergerakan nasional, revolusi kemerdekaan, jaman Orla, Orba/Soeharto sampai era Reformasi sekarang, memang tercatat banyak pemimpin Kristen yang telah muncul. Sebut saja, dari era Joseph Kam di Maluku, Nommensen di Tanah Batak, lalu di aras pemerintahan dan gereja seperti Dr J Leimena, Letjen Simatupang, JI Kasimo, Pdt Justin Sihombing, Mgr Leo Sukoto, Pdt SAE Nababan, Pdt Eka Dharmaputera, Pdt Soelarso Sopater, Pdt. Petrus Octavianus, Pdt Stephen Tong, Pdt Jeremia Rim, Pdt Yakob Nahuway, Pdt Yewangoe, J Parapak, Dr Iman Santoso, Pdt Jusuf Rony, Pdt Niko Nyotorahardjo, Pdt Daniel Alexander, Pdt Ruyandi Hutasoit, Pdt Petrus Agung dst. sampai pemimpin atau menyebut diri sebagai pemimpin dalam generasi yang lebih muda. Namun, harus diakui bahwa nama-nama pemimpin seperti di atas umumnya masih terbatas atau dibatasi tembok organisasi, asosiasi persekutuan, aliran, denominasi, batas ranah gereja dan sekuler/pemerintah, dsb. Belum muncul hingga sekarang ini, pemimpin atau pemimpin-pemimpin Umat PilihanNya di Indonesia yang betul-betul diutus Allah sekaligus bisa diakui diterima keberadaannya sbg pemimpin oleh segenap warga, unsur, denominasi, aliran, suku2, golongan, etnis dan bahasa dari Umat Pilihan pengikut Kristus di seluruh persada Indonesia.

(6) Maka, munculnya pemimpin atau pemimpin2 baru dari segenap Umat Pilihan pengikut Kristus di Indonesia yang diutus Allah dan diterima oleh segenap kalangan Umat PilihanNya di Indonesia, yang mampu berdiri di atas semua golongan denominasi dan aliran yang ada (Katolik, Ortodoks Timur, Lutheran, Calvinis, Injili, Baptis, Pentakosta, Bethel, Karismatik dan non-denominasional lainnya). Mampu melewati tembok-tembok organisasi atau perhimpunan macam KWI, PGI, PGLII, PGPI, GGBI, KGBI, Bala Keselamatan, GBI, dst. Pemimpin baru yang seperti inilah yang barangkali sangat dibutuhkan untuk menuntun dan memimpin Umat Pilihan Allah pengikut Kristus di Indonesia, dalam roh kesatuan dan kebersamaan, berhasil memasuki "Tanah Perjanjian Kanaan" dan "Ujung-ujung Bumi" sebagai gambaran Umat Pilihan yang berkemenangan berkemajuan dan berkesejahteraan bebas dari keterpurukan. Sebagai dampak positipnya Umat Pilihan pengikut Kristus di Indonesia juga berhasil menerangi dan menggarami seluruh persada Nusantara/indonesia , dan menjadi terang bagi bangsa-bangsa lain pula di dunia.

(7) Pertanyaan berikutnya adalah kapan bilamanakah pemimpin baru seperti itu akan muncul di tengah Umat Pilihan pengikut Kristus di Indonesia? Maka, semua memang harus didoakan dan digumulkan. Sebab, bila pemimpin yang benar-benar diutus Allah sekaligus bisa diterima oleh semua denominasi, golongan dan aliran dalam tubuh Umat Pilihan pengikut Kristus di Indonesia saja belum ada (belum muncul), bagaimanakah Umat PilihanNya di Indonesia akan atau dapat tahu kemana arah tujuan mereka akan dibawa atau dipimpin berhijrah? Dimanakah "letak" atau "posisi" "Tanah Perjanjian Kanaan" atau "Ujung-Ujung Bumi" itu?

Untuk relevansi Umat Pilihan pengikut Kristus di Indonesia, dimanakah sesungguhnya "letak" atau "posisi" Tanah Perjanjian Kanaan yang akan dituju? Di Sorgakah atau di Bumi sebagaimana dinyatakan dalam kesaksian Kisah Rasul: "Ujung-Ujung Bumi?

Jika sudah muncul Pemimpin dari Umat Pilihan pengikut Kristus di Indonesia yang benar-benar diutus Allah dan legitimate dalam pemandangan Umat PilihanNya ini, tentu pertanyaan tentang "letak" atau "posisi" "Tanah Perjanjian Kanaan" bagi Umat Pilihan di Indnesia bisa akan serta-merta dijawab oleh si Pemimpin Baru tersebut.

Selamat Paskah!

Teleia Resources Center (TRC)
22 Maret 2009.

Beberapa komentar atas tulisan ini:

medi Aob wrote:
saya ckp setuju tuh..
udah saatnya mmg brgkali tubuh kristus pengikut yesus as a whole
di bangsa or republik ini jaman gene en ke dpn
perlu banget didoain digumulkan munculnya
tokoh2 pemimpin tubuh kristus baru
yg sebisanya lbh acceptable secara rohani dan mgkn politis jg
bs lbh diterima oleh sgala kalangan umat agama kristen
(dari seluruh denom dr katolik, protestan, injili, pentakosta ampe karismatik)
en acceptable juga di domain negara
melebihi peran yg dulu2 mgkn udah dijalankan ama j leimena, tb simatupang,
pdt eka darmaputera, pdt petrus octavianus, dll di jaman mereka

faktanye kan, pemimpin2 (pdt maupun non-pdt, dr kalangan gereja ato
negara/non gereja) yg kt punya ampe skrg ini
brgkali blom seperti yg diharapkan oleh seluruh kalangan
tubuh kristus pengikut yesus dr slrh aliran, denom, dlsb di bangsa ini
as a whole..

Sangihe Willy wrote:
Maksudnya Bung, supaya bisa satu suara begitu Bung?

medi Aob wrote:
iya lah bung.
utk tantangan skrg slrh umat tubuh kristus pengikut yesus
nurut sy perlu skale ke luar satu suara lebeh solid
trtm dlm ngadepin pihak pemerintah or negara
ngadepin pihak2 dr luar ato dalem yg
ingin katakanlah "menyerang" kepentingan, ajaran yesus

yg ada skrg kan
misal pendeta ato tokoh bragama kristen A, B ato C
ketokohan ato kepemimpinannya msh dipertanyakan legitimasinya
di semua kalangan umat tubuh kristus pengikut kristus as a whole
kan kalo bicara lebeh condong utk kepentingan organisasinya
ato perhimpunan organisasi2nya belaka
(misal kepntingan utk PGI doank, kepentingan PLGII doang, GBI doank,
perhimpunan karismatik doank dst)
kalo begini kan gimana mao keluar satu suara mbulet
suara masih tersekat-sekat di batasi tembok kepentingan perhimpunan
organisasi2nya msg2
belum ada yg di ranah negara bisa keterima
di ranah seluruh gereja aliran dan ajaran kristiani pun diterima
coba aja cari, sdh ada or sdh muncul nggak?

Rama VD wrote:
Lho disebut saja deh tokoh-tokoh sekarang, Bung Medi
Kalau ketokohan seperti Pdt Alex Abraham, Pdt Ruyandi, Letjen HBL Mantiri apa belum atau tidak aspiratif Pak? Atau mungkin kepemimpinan seperti Pdt Dr I Wayan Mastra dari Bali pak, belum bisa jadi representasi kita semua? Pdt Gilbert Lumoindong, pendeta yang dari NTT itu.. Pdt Dr Yewangoe misalnya?

Salam,
Rama VD

medi Aob wrote:
belum lah brother rama
nama2 yg brohter sebut itu kalo nurut saya
belum 'menyuarakan' ato jd 'penyambung lidah' (pake istilah bk neh)
hati nurani (roh, rohani en kebutuhan politikal) dari seluruh kalangan
tubuh kristus universal di bangsa ini
masih berkutat pd kepentingan dhewek nya doank euy..
sorry neh
nurut saya belum lah brother...

pendapat balik TRC sendiri gimana neh...?

Trc Indonesia wrote:
Dari berbagai hasil penelusuran kami di dalam kalangan umat Kristus scr umum di banyak daerah, denominasi, etnis, suku dll, scr umum mengakui bahwa realitanya selama 10-20 tahun terakhir telah terjadi krisis kepemimpinan dalam dunia kristen sendiri di tengah bangsa ini. Ekspektasinya sebenarnya tidak muluk-muluk, bagaimana untuk era kini dan yad, baik untuk ranah spiritual-injil- agama-teologi- gereja maupun ranah pengabdian negara/politik- budaya-sosek- society-techno- creativity- lingkungan) , diharapkan boleh/bisa muncul "New Leadership for Christ's body and New Indonesia" yang takut akan Tuhan dari kalangan umat Kristus generasi pelanjut. Pemimpin-pemimpin umat Kristus yang boleh/bisa diterima (acceptabilitynya tinggi) oleh banyak kalangan yang lebih luas dibanding leaders di kalangan umat yang dulu-dulu, oleh banyak kalangan dari berbagai aliran denom sub denom etnis suku yg ada di negeri ini.

Pemimpin umat Kristus, baik scr individu maupun kolektif yg memiliki daya kohesif yg besar, tdk hanya mampu diterima di dalam kandang, tembok, kotak (box), komunitas atau streamnya sendiri.

Salam kami,
TRC.

Thursday, March 6, 2008

Sharing Umum Saya/Kami tentang Papua Sekarang.

Ini sharing umum saya/kami tentang Papua sekarang.

Base camp misi pelayanan saya/kami - El Trinitas Ministry Indonesia/Lembaga Pintu Gerbang Timur Indonesia (Eastern Gate, Indonesia) sejak 2005 ada di Papua. Saya kerap beberapa kali ada dan tinggal di Papua dalam rangka misi pelayanan.
Kadang tinggal di beberapa daerah Papua sampai 4 minggu-1 bulan, tiap kali kunjungan.

Dalam interaksi kami, kami berusaha "mendengar" suara (mudah2an suara hati ya) ckp banyak elemen2 pihak-pihak yang ada di Papua sekarang.

Tujuan misi pelayanan kami adalah untuk pemberdayaan gereja, lembaga, komunitas dan masyarakat Papua ("Go East Mission") -- sesungguhnya juga untuk pemberdayaan "kantong-kantong Kekristenan" lainnya spt di Maluku, NTT, Sulawesi, Kalimantan, Sumatera, Jawa & Bali yang kami yakini merupakan fakta yang sudah harus dijalankan.

Papua dalam pandangan kami adalah pintu gerbang timur Indonesia sebagai pijakan penting bagi pemulihan/bangkitnya negeri ini. Pertama, bagi Papua sendiri. Kedua, bagi Indonesia tercinta.

Situasi umum (menurut pandangan kami) ttg Gereja-Gereja di Papua sendiri.
Ada gereja khususnya yg non-katolik yang masih betul2 independen thd intervensi Pemerintah/Pemda dan pengusaha papua. Tapi tak sedikit juga gereja-gereja yang katakanlah sudah "terkooptasi" dgn kepentingan Pemerintah/Pemda dan pengusaha papua. Terkait dgn dana tentunya. Dana Otsus Papua. Karena yg menjadi majelis pimpinan gereja2 dan "penyokong" dana gereja adalah mayoritas para birokrat Pemda, kaum profesi perusahaan/pengusaha papua. Sehingga suara gereja2 demikian ini cendrung sama suaranya dgn yang disuarakan dgn Pemerintah/Pemda dan kaum profesi perusahaan/pengusaha tmsk TNC/MNC (korporasi global) di papua. Gereja keuskupan katolik spt misalnya di Agatz, Sorong, Merauke, relatif masih lebih indenpenden di banding gereja2 yang non-katolik. Ada relatif sedikit pendeta yang tidak/belum terjun praktis dalam parpol. Tapi kian hari lebih banyak jumlah pendeta kristen dari gereja-gereja di papua yang terjun praktis aktif di parpol. Paling banyak tersebar turut politik praktis di PDI-P, Golkar, Demokrat, PDS, dst.

Situasi umum Mahasiswa, Genmud, Akademisi, Kampus2 di PapuaDi Jayapura, Merauke, Sorong dll secara umum relatif semakin tidak banyak menurut kami yang masih yakin terhadap peran gereja di papua untuk mampu lebih signifikan dan independen menyuarakan suara Gereja, yang niscaya berbeda dgn apa yang disuarakan oleh Pemerintah/Pemda papua dan kaum profesi/perusahaan. Secara heuristik, cukup banyak dari mereka yang memilih berpandangan Sekularis, bahkan menurut kami ckp banyak juga yang mengaku kembali kepada kepercayaan tradisional mereka - kepercayaan orang Papua kpd leluhur mereka. Sebagian lagi membangun persekutuan2 (doa) kristen sendiri di luar/di samping Gereja.

Situasi umum Pemda2 Birokrasi di Papua
Relatif sangat sibuk juga dgn pengelolaan dana otsus yg diberikan Pemerintah Pusat. Sesuai amanat SBY, penyaluran dana otsus selain disalurkan melalui birokrasi pemerintah/Pemda2, disalurkan juga melalui lembaga-lembaga keagamaan. Melalui mayoritas gereja-gereja non-katolik di wilayah Papua bgn utara, dan mayoritas lewat gereja-gereja katolik di wilayah Papua bgn selatan. Ckp besar juga dana disalurkan kpd lembaga2 islam seperti yg dilakukan di Merauke, Sorong, dll.

Situasi umum perusahaan2 TMC/MNC di Papua
Umumnya kegiatan penambangan dan ekspoitasi kayu hutan (contoh: kayu gaharu papua)terus dilakukan, spt Tangguh Project/Bintuni, Freeport/Timika, Korindo kayu Korea di Merauke, dll meskipun berbagai kritikan terus bermunculan dari pelaku2 LSM/NGO lokal, nasional yg didukung oleh LSM/NGO internasional terutama yg bergerak di bidang pemberdayaan sosial, filantropis dan pelestarian lingkungan. Program2 community development coba diterapkan oleh perusahaan TMC/MNC Papua itu. Ada yg antara lain menerapkan konsep "Enterprises Resource Development Center" (EDRC) oleh perusahaan British Petroleum di Bintuni, namun konsep itu nampaknya tidak semudah yang dipikirkan atau direncanakan. Beberapa aktivis LSM sosial-ekonomi dan social workers yang cendrung mau kooperatif - LSM/NGO pro kebijakan TMC/MNC (bukan LSM/NGO independen yg boleh disebut masih memiliki idealisme sbg LSM) coba untuk terus direkrut oleh perusahaan TMC/MNC ini. Namun, apa yang telah diretas dgn konsep sejenis EDRC ini masih saja relatif belum dapat memenuhi ekspektasi ckp banyak elemen-elemen masyarakat lokal di Papua, antara lain LSM/NGO yg tidak pro kebijakan TMC/MNC dan relatif mayoritas Mahasiswa, Genmud, Akademisi, Kampus2 dan masyarakat lokal indigenous di Papua.

Situasi umum Masyarakat asli Papua sendiri.
Sebagian sudah bersekolah bahkan sampai PT (spt di Uncen, Univ/sekolah2 tinggi di Merauke, Manokwari, dll), namun masih relatif sangat banyak yang belum mau bersekolah. Yang hidup dengan "meramu" (hidup primitive hanya tergantung langsung dari hutan, sungai dan pantai) masih sangat banyak bersebaran. Anak-anak asli papua untuk di asrama kan, dibiasakan dgn pola hidup asrama, pun sangat sulit. Jumlah asrama pun masih minim. Lebih suka hidup "melanglang" di hutan, di pantai laut, di pinggiran sungai, dll. Ini dijumpai banyak sekali di Merauke, Boven Digul, Mappi, Pantai Kasuari, Peg Bintang, Kaymana, Nabire, dst. Kehidupan yang tidak mau sekolah, kesehatan sangat minim spt ini, menjadikan anak2 Papua juga masih sangat terikat dgn kebiasaan "ngelem", minum/mabok, makan pinang dan membuangnya sembarangan, tawuran massal/perkelahian massal, perang antar suku, hidup seks bebas ala tradisional (menyebar HIV Aids), kebiasaan mencuri juga, malas dan hanya mau minta2 sama orang, dll. Hidup dgn alat musik tifa di rumah2 adat mereka, merupakan pemandangan biasa. Sebagai contoh saja, untuk kalangan gereja katolik semisal di Asmat/Agatz belum ada satu orang pun anak asli papua yang mampu ditahbiskan jadi pastor orang asli sampai tahun 2008 ini di era abad 21 ini. Koteka masih ckp banyak ditemui di Pantai Kasuari, Wamena, Peg Bintang, Atsy, dll, yang akrab dgn kehidupan sungai2 panjang melintasi papua dan sarat dgn buaya.
Sangat banyak jumlah sub-etnis di Papua. Tahun 2008 tercatat ada sekitar 251 sub etnis/suku-suku yang berbeda bahasa, dialek dan jenis2 tari2annya di seluruh Papua. Yang menyatukan bahasa mereka, apalagi kalau bukan bahasa melayu indonesia khas papua. Seperti kata-kata: "mo pi mana", "so pi apa", dll. Secara adat dan budaya lokal, sebagian kepentingan mereka relatif terwakili lewat wadah Majelis Rakyat Papua (MRP).

Situasi umum Masyarakat Pendatang.
Paling banyak berasal dari Makassar, Jawa, Bugis, Buton, Toraja, Tual Maluku, Sulut dan akhir2 ini dari sebagian lagi Tionghoa/Cina, Bali dan Batak. Paling banyak sebagai pengusaha dari skala kecil dan sedang, birokrasi Pemda, profesional staff karyawan, polisi/tentara, aktivis LSM dan guru/pendidik. Bule2 dari Eropa dan Amerika yang datang ke papua umumnya untuk tujuan bisnis TNC/MMC, aktivis LSM dan kepentingan gereja.

Situasi umum Lingkungan.
Hutan yang menghiasi Papua, sungai pantai dan air, dari Sorong Manokwari sampai Kaymana. Dari Mimika Timika sampai Agatz. Mappi Merauke sampai Boven Digul. Jayapura sampai Keerom. Wamena sampai Peg Bintang. Nabire sampai Biak. masih boleh dikatakan lebih relatif hijau dgn seluruh garis pantai kebiru-biruan. Meski kayu gaharu semakin sulit untuk diperoleh sekarang. Hutan sedikit demi sedikit mulai tertebas. Tapi memang bila dibandingkan hutan sumatera, kalimantan dan sulawesi, papua memang belum "serusak" tiga pulau utama lainnya ini. Papua kini menjadi satu2nya pulau besar yg boleh dibilang di negeri ini yg menjadi last-ressort, benteng lingkungan terakhir, yang relatif belum terusakkan. Apakah pulau besar ini juga akan menjadi rusak lingkungan alamnya? Generasi ini yang bisa menjawabnya!

Situasi umum lainnya terkait pihak kepolisian dan TNI , yang menjaga teritorial dan keamanan dan ketertiban, tidak jauh berbeda dgn kondisi polisi dan TNI di wilayah-wilayah "luar" dan "terluar" dari Pusat Jakarta. Apalagi kalau bukan masalah ekonomi. Mereka juga nampaknya berupaya bagaimana bisa survived. Upaya2 untuk mengcreate dan mengelola konflik baik melalui isu GPM, persoalan lintas batas semacam di wilayah Keerom dan sebelah timur Merauke (dgn Papua Nuigini) dan daerah2 konflik pedalaman lainnya, fenomena ini selalu ada. Tidak saja untuk kepentingan Pusat, kepentingan TMC/MNC, tapi terlebih juga untuk kepentingan (ekonomi) sendiri/korps sendiri.

Nah.., dari sekian informasi situasi umum yang telah saya/kami sharingkan di atas (minimal dari cara pandang kami), saya atau kami ingin sampaikan: Jika kemudian ada perbedaan pendapat, pandangan atau apa saja tentang Papua dan apa yang terjadi di Papua, -- bahkan bertolak belakang sekalipun ---, maka latar belakang situasi umum di atas ini barangkali dapat membantu sedikit dalam mengungkapkan mengapa sampai terjadi kesenjangan2 dari perbedaan tersebut.

Bisa ditelusuri apakah itu karena merosotnya faktor iman, peran signifikansi gereja yg semakin melemah, faktor pilihan kebijakan pimpinan birokrasi Pemda birokrasi pengusaha dan generasi muda, perbedaan latar belakang keilmuan, kecendrungan arah faham kapitalis atau sosialis, faktor egoisme atau kepentingan uang, faktor pelestarian lingkungan atau kesenjangan antara orang asli indegenous dan kaum pendatang.

Foto udara Pulau Alor NTT

Foto udara Pulau Alor NTT
Photo, 2007