Thursday, February 7, 2008

Mandat Pelayanan Pemberitaan Injil dan Pengentasan Kemiskinan Sosial-Ekonomi Jemaat/Pendeta. Dapatkah keduanya dilakukan seiring sejalan?

Pertanyaan ini sering terlontar di tengah kalangan pemimpin/umat kristen. Di berbagai daerah, terutama juga di daerah-daerah terpencil, marjinal (seperti contoh bonapasogit) yang membutuhkan sekali pola kesaksian, pelayanan dan pertumbuhan gereja yang bisa makin bertumbuh berkembang semakin kuat dan sehat. Ditopang oleh berita Injil yang kuat dan kebutuhan sosial ekonomi jemaat/pendeta tercukupi.

Jawab untuk pertanyaan pertama ini untuk konteks keadaan sekarang, bisa dijawab "dapat", bisa pula "tidak dapat" atau "tergantung" .

"Dapat" jika gereja atau komunitas kristen disertai pemimpin2 dan umat kristen di dalamnya sangat menyadari dan memiliki kemampuan dalam menjaga visi, bahwa keduanya (pelayanan pemberitaan Injil dan pengentasan kemiskinan sosial ekonomi) harus dijalankan beriringan. Namun, di antara keduanya harus memiliki prioritas. Mana yang lebih utama, lebih ultimate? Pelayanan pemberitaan Injil atau kemandirian sosial-ekonomi. Sejatinya dan ini menurut penulis, bahwa antara keduanya tetap pelayanan pemberitaan Injil tetap merupakan hal yang lebih utama, bila dibandingkan dengan kemandirian di bidang sosial-ekonomi.

"Tidak dapat" jika gereja atau komunitas kristen dengan pemimpin2 dan umat kristen di dalamnya tidak pernah menyadari bahwa keduanya harus dilakukan secara berbarengan.
Hanya meyakini bahwa gereja dipanggil semata untuk pelayanan pemberitaan Injil, pelayanan rohani/spiritual. Pelayanan pengentasan sosial ekonomi warga jemaat bukanlah tugas gereja. Ketidak-sadaran mengenai hal ini bila disertai pula dengan ketidak-mampuan melakukan keduanya, menjadikan gereja atau komunitas kristen benar2 tidak dapat melakukan keduanya seiring sejalan. Lebih jauh lagi, jawabnya "sangat tidak dapat" bilamana gereja atau komunitas kristen dengan pemimpin2 dan umatnya faktanya tidak menyadari bahwa keduanya (pelayanan pemberitaan Injil dan pengentasan kemiskinan sosial ekonomi jemaat/pendeta) sangat urgen dan penting untuk dijalankan.

"Tergantung" bilamana memperhatikan sikon di mana gereja atau komunitas kristen berada. Jika gereja atau komunitas kristen berisi kalangan yang hampir semua tidak memiliki persoalan yang berarti dalam tuntutan kebutuhan sosial-ekonomi jemaat/pendeta, maka keduanya "tidak dapat" atau tepatnya "tidak perlu" keduanya dilakukan berbarengan. Cukup yang jadi perhatian adalah tugas panggilan pemberitaan Injil. Atau sebaliknya, jika gereja atau komunitas kristen selama ini telah menjalankan mandat pelayanan pemberitaan Injil dengan baik, excellent.., maka keduanya pun tidak perlu dilakukan berbarengan. Cukup lebih memberikan perhatian kepada tuntutan kebutuhan sosial ekonomi jemaat/pendeta, jika memang itu dibutuhkan.

Jika jawabnya keduanya "dapat" dilakukan berbarengan. Pertanyaan kedua, adalah bagaimana kira2 cara (the way) agar keduanya bisa dijalankan secara berbarengan secara baik dan benar agar gereja atau komunitas kristen bisa tetap bertumbuh kembang scr sehat?

Untuk menjawab pertanyaan kedua ini, nyatanya berdasar pengalaman empiris tidak dapat serta-merta. Karena mungkin membutuhkan persyaratan2, pra-syarat2.

Prasyarat pertama. Harus ada pemimpin2 gereja atau komunitas kristen yang mampu menjaga visi, agar tugas panggilan pelayanan pemberitaan Injil (di samping tugas panggilan gereja/kristen lainnya) tetap menjadi yang lebih penting dari pada aspek pengembangan sosial-ekonomi jemaat/pendeta. Tidak boleh/tidak bisa dibalik. Peran ekonomi sosial menjadi jauh lebih penting, lebih menyita perhatian dan pikiran, dari pada mengemban tugas panggilan pelayanan/pemberita an Injil dan tugas2 utama lainnya dari gereja/kekristenan.
Aspek ekonomi/sosial ekonomi adalah support. Yang utama, adalah tetap pelayanan pemberitaan Injil.

Prasyarat kedua. Pemimpin2 gereja atau komunitas kristen harus bisa mengatur dan mengelola para leaders/SDM gereja atau komunitas kristen dalam prinsip manajerial "the right man woman in the right place", mana yang memiliki talenta bakat kapasitas dan kemampuan dalam hal2 berikut:
- Lebih pantas dan cocok sebagai theolog murni.
- Lebih pantas dan cocok sebagai theolog gereja (pendeta/gembala jemaat, pelayan Injil)
- Lebih pantas dan cocok sebagai pendeta-profesional atau "tent-maker pastor", pendeta pelayan Injil yang memiliki kemampuan baik pula dalam mengelola usaha sosial ekonomi secara baik dan profesional.
- Lebih pantas dan cocok sebagai profesional (ekonom, sosiolog, akuntan, dokter hewan, insinyur, sekretaris, ahli komputer, karyawan koperasi, kontraktor, dll).

Jika seorang/kumpulan pendeta lebih pantas dan cocok sebagai theolog murni (pure theolog) atau theolog gereja atau sebut saja pendeta/gembala jemaat pelayan Injil, maka akan lebih baik tidak memaksakan keinginan diri atau dipaksakan menjadi misalnya pengurus atau pengelola sebutlah usaha menengah mikro UKM, koperasi dalam lingkungan gereja/gereja2, atau usaha bernuansa ekonomi lainnya yang berorientasi untuk generating income. Jika tetap dipaksakan, maka secara empiris faktanya hasilnya bisa tidak baik, tidak credible/accountabl e. Malah dapat mengganggu kesaksian dan pelayanan ybs sebagai tugas utama sbg theolog, pendeta/gembala jemaat dan atau pelayan pemberita Injil.

Yang terbaik untuk memungkinkan tugas kedua hal di atas dapat berjalan dengan baik dan bertanggung- jawab adalah dengan memberi kesempatan kepada mereka yang berbakat talenta kapasitas sebagai "pendeta-profesiona l" atau "tent-maker pastors" dan juga para profesional kristen (termasuk yang muda) untuk menjalankan roda usaha menengah mikro UKM, koperasi, program income-generation, model LSM volunteers lokal di lingkungan gereja/kekristenan. Mereka akan lebih memahami dan menguasai bidang pekerjaan sosial-ekonomi seperti ini, dan untuk para "pendeta-profesiona l" atau "tent-maker pastor" yang terpilih dan ditempatkan di sana, akan diharap mampu menempatkan tugas program pengentasan sosial ekonomi jemaat/pendeta ini sebagai "support" bagi tugas utama gereja/kekristenan yaitu tugas pelayanan pemberitaan Injil berikut mandat panggilan pelayanan gereja/kristen lainnya, sesuai visi misi gereja & kekristenan sejatinya.

Para profesional dan kalangan menengah kristen di kota-kota besar diluar daerah terpencil (misal di luar bonapasogit, seperti dari Jakarta, domisili global) dan kaum marjinal pun bisa dilibatkan secara intensif dalam suatu gerakan. Bukan saja dalam hal sokongan pemberian dana atau donasi - baik dalam jumlah kecil sedang atau besar - tapi terlebih dari itu bisa dimintakan sumbangan pemikiran konsep pengembangan gagasan ide2 berikut skills keahlian keterampilan2 yang dipunyai oleh mereka. Utamanya tentu yang terkait dengan bagaimana cara menumbuh-kembangkan SDM kelembagaan sosial ekonomi gerejawi/kristen, media serta keterampilan sosial ekonomi jemaat/pendeta beserta keluarganya yang membutuhkan peningkatan. Para profesional dan kelas menengah kristen ini barangkali juga bisa dilibatkan sebagai anggota koperasi, anggota LSM volunteers kristen, pengurus, pengawas, sebagai advisor pembina dlsb. "secara jarak jauh" di tingkat lokal sekalipun. Meskipun mereka tinggal di kota besar seperti Jakarta atau di mancanegara. Namun, suatu waktu bisa punya kesempatan mengunjungi lembaga2 lokal daerah2 lokal yang di sokong mereka dengan uang/donasi, waktu, keahlian atau pemikiran. Jika mereka adalah orang-orang yang mengasihi Tuhan dan terbuka hati untuk menolong sesama seiman yang berkekurangan, maka mereka tentu akan sangat bersukacita bisa terlibat dan dilibatkan secara lebih aktif pro aktif dalam gerakan di tingkat lokal sekalipun. Hal ini sangat sesuai dengan spirit desentralisasi dan otonomi lokal daerah.

Prasyarat ketiga. Pertumbuhan jemaat gereja/komunitas kristen yang baik sebenarnya adalah jika secara sosial ekonomi warga jemaat gereja/komunitas kristen dapat diberdayakan serta ditingkatkan secara nyata oleh "para pemimpin2 influencers pemberdaya Kristen" disertai pertumbuhan iman kerohanian jemaat yang sehat dan berkembang. Maka sudah seharusnya sudah menjadi kenyataan bahwa kondisi ekonomi para pendeta theolog gereja gembala jemaat pelayan pemberita Injil akan meningkat pula. Tak perlu mempermasalahkan lagi persoalan tuntutan hidup, kebutuhan perut, sosial ekonomi. Sebab itulah, sebenarnya yang harus lebih banyak dibantu lebih dahulu adalah usaha-usaha mikro, UKM, dll dari warga jemaat gereja/kristen. Namun, menurut pengalaman empiris, hasilnya tak dapat dilihat secara cepat. Membutuhkan waktu dan proses. Maka dari itu, akan lebih baik, bila prasyarat ketiga ini harus dibarengi pula oleh upaya2 untuk melakukan/memenuhi prasyarat pertama dan kedua.

Nah.., jika hal-hal ini bisa diwujud-nyatakan dengan benar, maka mandat pelayanan pemberitaan Injil dan pengentasan sosial ekonomi jemaat/pendeta, niscaya akan dilakukan keduanya secara berbarengan.

Kiranya Kristus Tuhan akan menolong dan memberkati kita.

Foto udara Pulau Alor NTT

Foto udara Pulau Alor NTT
Photo, 2007