Pembuat gambar lukisan bapa bangsa Bung Karno di bawah ini adalah Zuna Achmad. Zuna melukis dengan Faber Castle di atas paper A3.
Kesan gagah, muda belum menjadi tua, full esprit entheos.
Siapa belum, tak kenal tokoh besar ini?
Teringat saya kala mengunjungi satu wilayah cukup pedalaman dekat area pertanian San Pablo Filipina. Itu sekitar 20 tahun lalu. Saya jumpai warga Tagalog Filipino, ternyata mengenal nama Bung Karno. Familiar dengan nama presiden pertama proklamator RI.
Dikatakan dia Bung sebagai tokoh Asia Tenggara, tokoh Asia yang legend. He is worthy as a legend of Asia.
Oho salamat po!
Pernahkah Anda ke Blitar, mengunjungi museum beliau serta gong perdamaian yang ada disana?
Berapa banyak tersemat berpuluh gelaran doktor yang pernah diterima beliau dari puluhan perguruan tinggi dunia berbagai benua, sebagai bentuk penghargaan (honoris causa).
Di Maroko namanya dijadikan nama jalan.
Di Russia kita jumpai masjid dengan nama Masjid Soekarno. Belum jejaknya di Prancis, Jepang, Afrika, Amerika Latin.
Nama yang mendunia. Dengan cara pandang geopolitik geoekonomi geokultur Bung Karno tak diragukan. Tak sekadar bermindset lagi jawasentris or bali sentris. Beyond of that. International minded dengan penggalian nilai Keindonesiaan sangat kuat.
Pelaku perayaan kebhinekaan bermindset dunia. Diversity in unity bukan versi bangsa Barat atau Oriental Timur. Tapi ala bangsa Tenggara. Southeastern view.
Mindset membangun peradaban baru, konstelasi baru menurut bangsa Tenggara. Mewakili AAA.
Sebab itulah niscaya protokol internasional tak selalu serta merta harus terus diikutinya.
Ada kalanya disikapi dengan perlawanan.
Sikap itu pernah ditunjukkan pada badan PBB. Pada badan2 internasional lainnya.
Berani bersikap.
Outspoken.
Nah, tinggal sekarang kita perlu pikir serta renungkan.
Negeri kita ini kaya tanah air limpah pelbagai punya sumberdaya luar biasa. Tebaran lanskap indah kala beranjang sana ke berbagai pelosok.
Kualitas pendiri dan kepemimpinan bangsa pun Bung Karno yang berkelas, beserta pendiri pemimpin2 lainnya.
Mustahilkah bila kemudian Negeri ini mampu mekar berjaya, adil makmur segenap rakyatnya, gemah ripah repeh rapih negaranya?
Waktu ini untuk merenung. Waktu ini untuk declare. Menyatakan amoekti palapa gaya baru bagi era baru, terutama bagi generasi muda.
Salam merdeka, adil makmur. Salam gemah ripah repeh rapih.
🇮🇩🍀
4 Agustus 2020.
Hans Midas Simanjuntak II
No comments:
Post a Comment