Pernah tinggal di kl 6 kota Indonesia dalam jangka waktu cukup lama. Di luar Jawa dan Jawa. Indonesia bagian Timur dan Barat.
Mengelilingi tanah Nusantara.
Kota desa, provinsi kabupaten kecamatan sangat banyak.
Semaraknya tak kalah bahkan sebaliknya ketimbang belahan bumi milik Tuhan lainnya.
Tanah air luar biasa, gemah ripah, yang mestinya rakyatnya warganya anteronya hidup makmur. Punya tingkat kesadaran dalam dan tinggi, sehat waras dan kuat.
Nyatanya belum terealisasi fakta itu semua, kala kita hari ini sudah berada di tepian era baru, peradaban baru yang berubah di depan.
Berpuluh tahun sejak bangsa kita declare merdeka 170845, 75 tahun berjalan berada seakan di jalan hampir selalu tak mudah.
Tanah berbatuan, becek, lewati belukar, padang pasir "gurun" kering, begitu kira2 ilustrasinya. Bangsa haus akan berkat kecukupan.
Tiba saatnya menghantar bangsa, generasi baru masuk ke era kecukupan itu. Limpah, kejayaan, ripah.
Meski harus disiapkan menyebrang kali dan sungai. Masuki desa kota kecamatan kabupaten provinsi berkubu agar selanjutnya mampu berjaya.
Termasuk masa ini.
Sanggup atasi pandemi.
Lewati masa pandemi dengan keteguhan ketabahan sampai berkemenangan.
Butuh pahlawan baka, ---satria pendeta, pendeta yang ksatria--- bagi Nusa. Bakti ikhlas dalam cinta, azas ingin rukun dalam setiap effort, jasa, usaha.
Dari yakin ku (menjadi) teguh, Hati ikhlas ku penuh. Akan segala karuniaMu. AnugerahMu yang tak kutolak, irresistable, tak bisa kita tolak.
Terjadilah atas bangsaku, bangsa kita. Terjadilah. Terberkatilah.🇮🇩
Inspirasi tembang Syukur, gubahan alm Bpk Moetahar.
Tercipta tahun 45.
Kunyanyikan dengan khusyuk khidmat, buka link youtube berikut:
https://youtu.be/AUL5dGt6ggw
Hans Midas Simanjuntak II
Agustus 3, 2020
#gemahripah
#agustusbulankemerdekaan
#syukursembahdibawahduliallah
#syukurpadatanahair
No comments:
Post a Comment