Friday, July 31, 2020

Arti Qurban dalam Teologi Yahudi dan Tradisi Islam; Makna Klimaksnya dalam Iman Kristen.


Teologi Yahudi mengartikan  qurban berupa binatang, sebagai simbolisasi pengampunan dosa.

Binatang bisa berupa lembu sapi, kambing domba, burung tekukur.

Tanpa ada penumpahan darah (dhi hewan binatang yang diqurbankan), tak kan ada pengampunan dosa.

Hewan qurban seperti lembu sapi, kambing domba untuk dosa2 disengaja. Burung tekukur untuk dosa tak disengaja, tak disadari.

Ketika hewan qurban binatang disembelih dalam upacara qurban (pengorbanan),  lalu dipersembahkan pada mezbah pembakaran untuk dan kepada YHWH Elohim, saat asap api membumbung bawa aroma harum, pertandalah bahwa persembahan diterima.
Dosa telah diampuni.

Kala daging2 hewan qurban itu dipotong,  lalu dimakan, juga dibagi bagikan kepada orang tak mampu, maka qurbanan itu pun menambah amalan bawa pahala tambahan bagi yang telah diampuni dosanya.

Basis keyakinan theologis Yahudi (Judaism, Hebrew religion) ini, dhi qurban, upacara qurban haruslah dilakukan berulang2, periodik. Seberapa sering manusia berdosa, seberapa sering pula qurbanan harus dilakukan.

Dosa adalah penghalang terbesar hubungan relasi (pribadi) Allah dan manusia. Dosa juga mengotori menggelapi membuat keruh jiwa manusia sehingga semakin jauh dari kemurnian jiwa.

Dengan seringnya berkali2 harus terus dilakukan upacara2 qurban, maka hewan binatang2 tsb adalah qurban yang tidak sempurna. Pengurbanan tidak klimaks, tidak ultimat.
Belum genap, belumlah utuh.

Islam, historis  datang lahir berpuluh abad setelah agama Yahudi (basis Torah, kitab para nabi, Judaism), budaya religi penghubung utama dominan di Afrika Utara, Timur Tengah, dan Asia Tenggara termasuk di Indonesia.

Rujukannya theologi Yahudi (Judaism, Hebrew religion) dikaitkan dengan ajaran Kristen yang membuat Islam monoteistik (tauhid).
Melakukan pula upacara qurban berupa hewan binatang menurut cara tradisi agama Yahudi (orang Hebrew/Ibrani). Kecuali mungkin burung tekukur tak dipakai dalam Islam sebagai hewan qurban.

Qurban lembu sapi, kambing, domba sembelihan, yang jadi simbol kurbanan dalam tradisi teologis Yahudi, ---dan juga puluhan abad kemudian (masih) diikuti kultur religi tradisi Islam---, di dalam iman Kristen sejatinya telah riil digenapi diwujud nyatakan pada diri Yesus Kristus (Yeshua Hamashiah). Allah  yang telah datang ke dunia 2000 tahun lalu berinkarnasi menjadi manusia.

Yesus lah sejatinya qurban Anak Domba yang sempurna, ---yang oleh penumpahan darahNya pada "upacara pengorbanan dahsyat luar biasa" di Bukit Golgota, telah jadi tebusan banyak orang.

Manakala setiap orang di muka bumi percaya pengorbananNya di kayu Salib, beroleh pengampunan dosa.

Penghalang hubungan relasi Allah dengan kita manusia dibereskan. Keterhubungan kita dan Allah menjadi hidup, bebas langsung tanpa hambatan.

Dan terjadinya itu once for all, karya Yesus terjadi sekali saja, 2000 tahun lalu, untuk selama2nya.

Nah, apakah setelah hubungan dengan Allah benar2 dipulihkan, jiwa kita serta merta langsung murni, pula tak niscaya berbuat dosa lagi?

Tidak. Namun untuk dimurnikan jiwa kita, bila pun masih ada dosa kesalahan yang kita lakukan, maka tak perlu lagi hewan2 qurban dipotong diupacarakan lalu dibagi2kan bagi kaum tak beruntung.

Iman Kristen mengajarkan jiwa2 yang belum sepenuhnya murni meski sudah punya hubungan pribadi yang hidup dengan Tuhan,  berhak kewajiban untuk diajar, dibentuk digembleng, dimuridkan hingga layak untuk diutus menerima tugas melayani ke dalam dunia kembali.

Mengaku dosa dengan tulus jujur murni di hadapan Tuhan, membereskannya dengan sesama (dengan lingkungan), maka Allah setia dan adil, dosa2 kita diampuni.

Maka masih perlukah qurban2 hewan binatang berikut upacara2 qurban binatang diadakan oleh dan bagi umat Kristen, dimaksud para pemercaya Allah Tritunggal (Trinitas kudus Bapa Anak Roh Kudus)?

Jawabnya tidak.
Yang sempurna, qurban sempurna telah didapatkan.

Sebab jika yang sempurna telah datang, hadir, maka untuk apa lagi yang sekadar jadi simbol, gambaran yang belum utuh, ultimat? 🙏✝️

31 Juli 2020 Peringatan Idhul Qurban, Eid Adha Mubaraq

Hans Midas Simanjuntak.


No comments:

Post a Comment

Foto udara Pulau Alor NTT

Foto udara Pulau Alor NTT
Photo, 2007