Friday, August 24, 2007

Tugas Gereja sesungguhnya: Mengutus Jemaat. Tugas Pengutusan!

Tugas Gereja masa kini di Indonesia adalah Mengutus. Pengutusan. Mengutus siapa? Mengutus Jemaat seluruh jemaat, yang tua-muda besar kecil laki2 perempuan secara sosial kaya atau miskin, pintar atau tidak begitu pintar dst..untuk melayani dan bersaksi di mana-mana, di berbagai bidang hidup kesehariannya.

Barangkali tidak cukup bagi Pimpinan Majelis Gereja mengutus seluruh Jemaat dari mimbar. Tidak cukup hanya lewat warta gereja, lewat Berkat Pengutusan yang diucapkan lewat Liturgi Kebaktian, sebelum warga Jemaat aktif bergereja pergi beranjak pulang meninggalkan gedung gereja di hari Minggu atau hari2 kebaktian lainnya.

Gereja Pimpinan Gereja Pucuk pimpinan Gereja Majelis Gereja masa kini di tanah air, harus lebih ekstra bekerja keras di hari-hari ini.

Siapa yang mengutus, melakukan Tugas Pengutusan Gereja? Para pimpinan Gereja: Penatua/sintua, Diaken, Gembala Pelayan Tahbisan Non Tahbisan Bishop penilik overseer, Ketua Dewan Marturia, Koinonia, Diakonia Guru Sek Minggu, Parhalado Paniroi dst.

Sejatinya jemaat tidaklah diutus ke dalam, tapi ke luar 'hadir' di dan ke tengah2 masyarakat, komunitas, bangsa.. untuk melayani dan bersaksi.. sesuai dengan bidang minat, kata hati nurani, talenta, profesi karunia kompetensi sumber daya, pengetahuan.. yang dipunyai oleh masing2 anggota/keluarga jemaat tersebut.

Cara bersaksi melayani jemaat yang diutus bagaimana? Melalui kesaksian (contoh) hidup, perkataan, suara "kenabian", karya2 yang bagus baik dan benar yang bisa dibuat oleh masing2 anggota jemaat sesuai minat kata hati panggilan hati talenta keterbebanan mereka. Ada yang hadir dan terjun di bidang pelayanan sosial (filantropis, NGO community development, transformasi, perspektif global dst), pelayanan bagi para pengusaha, para mahasiswa, guru, kaum urban, di bidang politik, bidang 'pemberlayanan' ekonomi, pelayanan media koran, TV, sutradara, penyanyi, kerumah-tanggaan, HIV/flu burung, pelayanan bidang konseling/curhat dst dst.

Kira2 apa tujuan seluruh jemaat harus bersaksi dan melayani di tempat/hidupnya masing2 apa? Ya, menyatakan kebaikan Allah. Mencari yang terhilang. Membangunkan yang patah semangat patah arang. Menghibur yang dilanda kepahitan dan kesusahan. Membangun trust dan keyakinan. Membawanya dengan lembut dan benar seperti 'Andreas murid Yesus' secara bertahap/berproses kepada Sumber Penghiburan sejati. Juruselamat. Memperkenalkan dan membawanya bilamana tergerak tanpa paksa2 pada apa itu Gereja dan fungsi Gereja.

Apa tugas Gereja selanjutnya? Bukan hanya sekedar kumpul2 sosial tanpa mission statement yang jelas. Dr. Martin Luther King Jr mengatakan kalau hanya demikian, dipastikan Gereja akan hilang makna daya greget dan power spiritualitasnya. Gereja secara refleks harus membina memuridkan mengkader merekrut (rekrutmen) 'mereka' yang baru tersesat' dan ditemukan kembali oleh anggota warga jemaat terutus, 'jemaat yang sudah ada (eksis)'. Tujuannya agar mereka bisa jadi calon anggota lantas jadi anggota Gereja yang bertumbuh rohaninya, sosialnya, cara pandangnya serta pemahamannya. Bagaimana menjadi Kristen mengemban tugas bersaksi dan melayani di berbagai bidang hidup sebagai 'kristen baru', 'kristen restoratif', kristen rebirth, kristen lahir baru, kristen kupu-kupu (tidak lagi jadi ulat atau kepompong)..dst.

Hendaknya gereja tidak membiarkan kristen anggota jemaat biasa menjadi tetap "ulat" atau hanya sampai jadi "kristen kepompong". Namun harus tuntas sampai menjadi kristen kupu-kupu yang sanggup terbang di tanaman, pohon, 'ramba-rambanya' masing2 (bidang hidup panggilan hatinya masing2). Tugas pembinaan warga jemaat ini disebut Tugas Pemuridan Gereja, tugas pemuridan yang wajib dilakukan oleh seluruh Pimpinan Pengurus Ketua Dewan dan Aktivis Pelayanan Gereja.

Konklusinya, Gereja simpelnya ber tugas fungsi dua (2) saja bagi warga jemaat komunitas bangsa dan dunia, namun sangat sangat penting & urgen:

(1) Gereja harus wajib menjadi seperti Training Center (TC) jadi pusdiklat spiritualitas kristen, pusat pengembagan SDM kristen dan pusat kebudayaan dengan nilai2 kristen, dan

(2) Gereja harus wajib melakukan Tugas Pengutusan bagi warga jemaat komunitas biasa yang telah terbina terlatih dalam hal2 di atas guna bersaksi melayani di bidangnya sehari2. Menyatakan kebaikan Allah, mencari yang hilang dan menghadirkan koinonia2 (persekutuan2) organik baru di tempatnya masing2.

Tugas Pengutusan bagi Gereja masa kini adalah keharusan, it's a must. Tugas pengutusan yang erat terkait dengan tugas Training Center pusdiklat SDM kristen atau Tugas Pemuridan.

So, era kini dan ke depan Pemimpin Pengurus Majelis Pucuk Pimpinan Gereja harus melakukan tugas panggilan apa?:

1. Pemuridan (Pengkaderan, Perekrutan baru/lama) !!
2. Persekutuan (Koinonia).
3. Penggembalaan (dgn inti atau 'core' nya: Konseling !!)
4. Pengutusan !!
5. Pelayanan (Diakonia), baik yang berciri diakonia tradisional, diakonia sosial, diakonia modern, diakonia transformasional era postmodern ).
6. Penginjilan/Kesaksian (Marturia).

----- (poin 7. ....menyusul, cukup 7 saja, konsisten saja dijalankan: luar biasa, RED).

Tanpa tugas Pengutusan dan Pemuridan (sebagai Training Center, pusdiklat SDM pengkaderan spiritualitas dan transformasi masyarakat) terhadap Seluruh Anggota Jemaat biasa, maka cepat atau lambat di era kini dan ke depan, Gereja, apa pun organisasinya, akan 'memble', kehilangan peran dan daya gregetnya. Tugas pengutusan dan pemuridan adalah pilar "Sosrobahu" untuk bangunan 'rumah' eklesia atau gereja.

Bila tidak, Gereja akan jadi museum dan dimuseumkan seperti layaknya di Eropa sekarang. Maka, segeralah, mari kita bergerak fokus kepada Tugas Pengutusan dan Tugas Pemuridan.

Salam pengutusan dan pemuridan,
HMS.

No comments:

Post a Comment

Foto udara Pulau Alor NTT

Foto udara Pulau Alor NTT
Photo, 2007