Saturday, June 27, 2020

Memuridkan Konteksnya Menggembala dan Melayani; Bukan Sekadar Memenej.



Ini jika kita dasarkan pada amanat 3 kitab Injil, pasal terakhir.

Ada baiknya kita retrieve kembali amanat wasiat pemuridan (discipleship) jalan kemuridan) berdasar amanat 3 Injil pasal terakhir.

Bahwa panggilan memuridkan erat kaitannya dengan proses menjadikan murid.

Menarik jika menelusur amanat 3 kitab Injil (Matius, Markus, Yohanes) pasal terakhir.

๐Ÿ‘‰ Injil Matius pasal terakhir pasal 28 ayat 18-20 mendeskripsikan proses menjadikan murid meliput  siklus atau daur: lewat tugas membaptis, mengajar kemudian mengutus  (pergi) guna membawa jiwa baru lagi untuk dijadikan murid.

Membaptis jiwa rekan saudara baru jadi tahapan pertama agar orang yang baru percaya boleh masuk ke dalam kumpulan persekutuan keluarga Allah, tubuh Kristus.

Kita menyebutnya agar masuk kedalam ecclesia, igereja, serta merta setelah mereka dipanggil keluar dari kegelapan, 1 Petrus 2: 9.

Tahapan kedua selanjutnya, mengajar mereka akan Firman, di dalam kumpulan ecclesia, igereja.

Didaktis mengajar Firman  erat kaitanya dengan equipping (Ef 4: 11), membina, menggembleng menggembala melayani dan sejenisnya.

Dari uraian ini, memuridkan lebih dekat dengan peran tugas fungsional mewarta mengajar menggembala. Bukanlah sekadar tugas  Memenej (akar kata "managere"= mengendali kuda), melakukan kontrol pengawasan dan monev.

Firman pun meliputi hukum, janji2, perintah larangan peraturan, ketetapan, kehendak,  pimpinan rencana perijinan Tuhan.

Memenuhi ajaran yang sehat dibutuhkan,  yaitu sejak dasar2 asas2 pertama,  pokok2 iman laksana bayi anak2 rohani Ibrani 6: 1-8). Hingga kemudian boleh tumbuh berakar makin dewasa tak gampang terombang ambing, menuju keserupaan pada Kristus. Efesus 4: 13, Roma 8: 39.

Barulah tahapan ketiga kemudian para pelayan pengurus gembala mengutus mereka yang telah makin dewasa dalam Kristus nyemplung dalam dunia, kembali ke dunia tanpa harus meninggalkan tahapan pertama dan kedua, terus bergerak laksana siklus daur spiral dengan proses lingkar mandala makin lama makin besar.

๐Ÿ‘‰ Injil Markus pasal terakhir, pasal 16: 18 mengamanatkan pergilah ke seluruh dunia.  Berarti seorang yang terutus pergi, mestinya nyemplung ke dalam dunia.

Live in dalam dunia, meski (kita bukan berasal dari dunia, berstatus baru dalam keluarga Allah, ecclessia, igereja).

Dunia disini, tentunya punya beraneka ragam arti.
Bisa merupakan dunia profesi atau mata pencaharian. Bisa dunia sphere (ranah2 dunia: sosial, budaya, agama, media, edukasi, teknologi dst).

Bisa pula berarti dunia spasial (individu, keluarga, koumunitas, masyarakat, bangsa, hingga bangsa2).

Dunia kualitas indiferent bisa pula kita memaknainya, meliput dunia manusia, hewan, tumbuhan hingga material.

Ragam lain adalah dunia riel nyata, virtual (maya, internet, digital), dan rohani ,(spiritual, batin). Boleh diartikan outer world (hal lahir, dzahir, ragawu), transisi, dan inner  (batin, tak kasat mata).

Terakhir adalah dunia geografis meliput pewilayahan maps sebagaimana gelaran google maps, sygic, waze  atau hereWe go nyatakan.

Di dunia kita yang beraneka ragam  arti dan lingkup inilah, demikian banyak ditemui jiwa2 baru, rekan kenalan saudara lama dan baru.

Diibaratkan seperti ladang beserta pohon tanaman2, ada yang masih kosong, ada yang sudah jenuh penuh, crowded, ada belum siap garap, sudah siap garap, tabur, tanam, siap panen atau pun sebaliknya.

๐Ÿ‘‰ Injil Yohanes pasal terakhir, 21: 16-20 menekankan utamanya amanat penggembalan domba itu. Merawat mengingatkan memelihara me maintain point of contact, relasi, spirit pelayanan jadi hal urgent dalam pemuridan.

Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku? Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau. Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku (Yohanes 21: 18).

Amanat menggembala domba yang dipercayakan.

Nyatanya ada ladang, "jiwa2" yang belum sama sekali menguning, untuk siap dituai, dimenangkan. Ada yang sudah menguning, siap tuai.

Passion pewartaan Injil kabar baik perbuatan baik,  penggembalaan dan (kepemimpinan) pelayanan tepah jadi kebutuhan kita bersama di dunia kita.

Tak lain untuk mempersiapkan ladang jiwa2 jadi menguning, hingga proses pemuridan berlangsung lestari.

Pemuridan dimana?
Ya di area dimana  kita didiutus, ditempatkan.

Di point of contact mana pun, dalam situasi kondisi apapun, dimana kita ada dan menghadapi.

Oleh siapakah?
Siapa lagi kalau bukan oleh kita: pemimpin2 pelayan kelompok, penggembala kelompok yang tak lain adalah para murid.
Saya menyebutnya para "ksatria murid2 Kristus" yang telah dan sedang dimahkotai  rahmat oleh Yesus Tuhan, Guru Agung Sejati.

Shalom aleichem!


***


No comments:

Post a Comment

Foto udara Pulau Alor NTT

Foto udara Pulau Alor NTT
Photo, 2007