Tulisan ini menanggapi rekan milist DH Bro. Wals Silalahi, berjudul "Kenapa Negara Kita Miskin" - To Reflect & To Act. Bro Wals menyoroti bahwa suatu negara bisa maju ternyata bukan karena soal kepemilikan sumberdaya alam melimpah, melainkan karena faktor sikap/perilaku masyarakatnya yang 'developed'.
Pembentukan sikap/perilaku masyarakat menjadi 'developed', maju, sangat perlu dilakukan sepanjang tahun melalui kebudayaan dan pendidikan. Pendekatan kultural dan pendidikan. Tujuannya agar semakin banyak masyarakat sehari2nya makin mematuhi prinsip-prinsip dasar kehidupan sbb:
1.Etika ,sebagai prinsip dasar dalam kehidupan sehari-hari.
2.Kejujuran dan integritas
3.Bertanggung jawab.
4.Hormat pada aturan& hukum masyarakat.
5.Hormat pada hak orang atau warga lain.
6.Cinta kepada pekerjaan.
7.Berusaha keras untuk menabung dan investasi
8.mau bekerja keras
9.Tepat waktu.
Untuk hal ini saya sangat setuju dengan Bro Wals. Bukankah negeri ini punya comparative advantage berupa sumberdaya energi, komoditi, mineral (mining)yang melimpah, seperti yang sering diutarakan JK di mana-mana. Namun masalahnya itu menjadi kurang/tidak ada gunanya jika upaya pembentukan sikap/perilaku masyarakat terkait peran pribadi, keluarga serta peran negara masih 'melempem'. Tidak punya arah yang tepat dan benar.
Prinsip2 dasar kehidupan itu dalam bahasa perenungan saya pribadi adalah peran Injil yang 'mengubahkan' spiritualitas dan peran Kultural yang mengubahkan kebudayaan, yakni menyangkut basis moral ethos budaya disiplin seni estetik roh keadilan sosial dan profesional yang excellent. Namun itu semua butuh waktu. Peran orangtua, pembina, pelatih, pendidik, gembala, penilik, penatua, para senior..pemimpin termasuk pemimpin komunitas sangat ditunggu sekarang. Namun disamping melatih, menulis, persuasi, menghimbau, mencegah, mengobati sebagai langkah pembinaan internal keluarga, komunitas, umat... kita juga mesti concern dan prihatin dengan perkembangan media/channel2 TV dan multi media sekarang. Tiap hari anak remaja pemuda generasi per generasi disuguhi program yang "dibolehkan" negara, pebisnis, mediawan dan "sutradara" yang membuat pemirsa "tabula rasa" menjadi pemirsa "tabu boleh dirasa", semakin jauh dari prinsip2 kehidupan. Anti makna Injil damai sejahtera yang mengubahkan, dan anti peran kebudayaan yang mesti mengubahkan ke arah kemajuan, kesejahteraan, kasih dan keadilan.
Cerita2 story anak2 biography remaja pemuda senior pemimpin2 dari berbagai lintas lapangan kehidupan (tidak hanya yang dari latar belakang nyanyi menyanyi saja..) yang memiliki prinsip2 kehidupan harus semakin banyak ditulis, diangkat dan dipertontonkan ke muka publik secara massive lewat media/TV khususnya, tabloid2, koran harian pagi dan sore, kalau perlu di headline2 utama, bukan saja dipojok feature paling belakang dan paling dalam dari halaman koran dan buku2.
Sekaitan fungsi dan tugas kita sekarang, mari kita tunjukkan contoh role model standard operating procedure dan mengecek serta mengingatkannya secara berulang2 kepada lingkungan kita bagaimana prinsip2 kehidupan itu harus dijalani. Apa manfaat keuntungannya dan apa kerugiannya jika tidak diterapkan. Berulang-ulang, tidak apa2 sampai yang mendengar mungkin jadi bosan, kesal. Itulah esensi mendidik atau pendidikan. Pendidikan bukan di lagi terjadi di kelas, tapi kebun2 di halaman2 rumah beranda rumah di kamar.. di jalan dst. Mimbar pendidikan dan pengajaran bukan saja di pulpit gereja atau konsistori gereja waktu PA atau pendalaman firman, tapi pindah ke meja2 kantor.. di lapangan pembibitan palawija, di tanah perikanan, di jalan lalu lintas, di acara gaul, arisan, rekreasi dan ulang tahun. Lapangan hidup sehari2 di luar hari minggu.
Sudah perlu ada bukan saja KAMG tapi Komunitas Air Mata Sutradara Sinetron (KAMSS), Komunitas Air Mata Media (KAMM).., di mana selaku garam dan terang di masing2 komunitas2 kita punya kesempatan untuk menggarami dan menerangi semua jenis2 pembikin program tayangan TV selama 24 jam. Juga pojok2 koran harian majalah tabloid mewarnai dengan prinsip2 dan nilai2 transformatif Kabar Baik penuh sejahtera serta prinisp2 kehidupan itu. Baik tayangan TV koran showbiz entertainment bernilai kristiani, maupun tayangan TV koran media showbiz entertainment infotainment umum.
Salam penetrasi ke media2,
Hans Midas Simanjuntak (HMS):)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment