Monday, July 20, 2020

Bersama Yesus, Mukjizat masih Ada, Badai Reda, Harapan Tujuan boleh Berbeda.**



Kejadian atau peristiwa seperti digambarkan di gambar yang saya posting ini, terjadi pada pukul 3 dinihari di bagian barat daya Danau Galilea arah ke Genesaret, masa Yesus masih tinggal hidup di bumi.

Murid2 Yesus saat itu sedang menaiki perahu menuju arah barat daya danau, arah Betsaida atau Kapernaum.

Namun terjadi badai angin sakal, gelombang besar membuat arah tujuan berubah ke barat daya danau.
Perahu kapal terombang ambing.

Di tengah kekuatiran kegalauan ketakutan para murid, Yesus yang memang tak ikut dalam perahu sejak keberangkatan mereka tengah malam, serta merta muncul mendatangi mereka dengan berjalan di atas air.

Bukannya makin tenang, murid2 yang melihat Dia dalam situasi itu, malah memikir itu hantu. Tuhan disangkanya hantu.

Bukankah boleh jadi begitu. Manusia kan sering menilai Tuhan itu hantu. Sebaliknya banyak hantu2 justru diperTuhankan.

Yesus sempat merespon Petrus agar Petrus datang menuju Dia. Petrus pun turun dari perahu, coba berjalan (di atas air) namun justru hampir tenggelam. Itu yang digambarkan dalam lukisan foto.

Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia. Petrus pun angkat tangan (tanda pasrah), menerima uluran tangan.  Yesus berkata: "Hai orang yang kurang percaya (Yesus bicara kepada Petrus, kepada murid2 dalam kapal/perahu), mengapa engkau bimbang?

Bersama Petrus, Yesus lalu naik ke dalam perahu. Angin badai gelombang pun reda. Sampai kemudian mereka sampai di pantai barat daya danau  Genesaret.

*Isu "badai angin sakal" pandemi covid agaknya masih belum juga berlalu (mesti seharusnya sudah dianggap berlalu!). Mampu mengubah arah perahu.

Kekuatiran, rasa galau, takut, agaknya masih mewarnai kebijakan dan laku elit dan masyarakat.

Meski situasi sekarang tak lagi sesepi Maret-Juni 2020 lalu, sepi sekali layaknya waktu tengah malam.

Fajar transisi bak jam 3 pagi kini sudah dialami. Sudah mulai rame, ada keramaian di sana sini. Coba saja liat lalu lintas di perkotaan, desa2, swalayan, perkampungan, perumahan.

Seperti halnya Petrus, mulai ada banyak elit warga miliki keberanian berjalan di sikon dianggap abnormal. hanya hampir tenggelam karena kurang percaya.

Hanya hadirNya Yesus, Gusti bentara semesta, kita dapat melewati masa dianggap abnormal.

Hanya bersama Yesus, seisi "kapal perahu bersama kita" menjadi kembali sejuk damai tenang.

Bersama Yesus, "pertempuran" di tengah semesta alam, dapat diselesaikanNya dan dimenangkanNya.

Meski kemudian setelahnya, arah tujuan bersama dengan adanya gelombang badai keras menjadi berubah.

Dari yang seharusnya yang diinginkan mau menuju barat laut arah Betsaida atau Kapernaum, tapi arah "jalan kapal perahu" ke barat daya, mendarat di pantai Genesaret.

21 Juli 2020
Hans Midas Simanjuntak

No comments:

Post a Comment

Foto udara Pulau Alor NTT

Foto udara Pulau Alor NTT
Photo, 2007